Di banyak pelosok Indonesia, kearifan lokal bukan hanya cerita warisan. Ia hidup, menyatu dalam pola kerja, kebiasaan harian, dan nilai hidup komunitas. Dari sistem gotong royong, pemanfaatan bahan alam, hingga pola konsumsi yang sederhana, semuanya adalah fondasi ekonomi lokal yang berkelanjutan, meski sering tak disadari.
Di balik pasar tradisional yang ramai, kebun kecil di pekarangan rumah, hingga kerajinan tangan yang diwariskan turun-temurun, terdapat semangat ekonomi komunitas yang mandiri. Tanpa perlu menunggu bantuan dari luar, masyarakat lokal mampu menciptakan nilai, memutar roda ekonomi, dan saling menghidupi.
Melalui Koperasi Cinta Damai yang berada di bawah naungan Wahid Foundation, nilai-nilai ini dihidupkan kembali. Prinsip ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesatriaan, kearifan lokal, dan lingkungan hidup menjadi napas dalam tiap kegiatan.
Kami percaya, koperasi bukan sekadar wadah jual beli, melainkan ruang pembelajaran, pemberdayaan, dan pertumbuhan bersama. Di sini, perempuan-perempuan tangguh membentuk kelompok simpan pinjam, memasarkan produk UMKM mereka, hingga menciptakan pasar lokal yang adil dan inklusif.
Kita sering membayangkan solusi ekonomi harus datang dari atas. Padahal, kekuatan sebenarnya ada di akar rumput. Di tangan ibu-ibu rumah tangga, petani lokal, pengrajin kampung, dan pelaku UMKM. Yang mereka butuhkan hanyalah ruang tumbuh yang adil, komunitas yang mendukung, dan nilai-nilai hidup yang mengakar.
Koperasi Cinta Damai hadir sebagai bentuk nyata dari itu semua. Sebuah rumah ekonomi yang dibangun di atas nilai, bukan sekadar angka. Dan lewat kearifan lokal, kita bukan hanya melestarikan budaya namun kita juga sedang membangun masa depan yang lebih mandiri, adil, dan damai.