Ada masa di mana rumah riuh oleh tawa anak-anak. Piring kecil berantakan, baju sekolah tercecer, dan suara panggilan “Bu!” terdengar hampir setiap menit. Tapi waktu berjalan. Anak-anak tumbuh. Mereka sibuk membangun hidupnya masing-masing, kuliah, bekerja, menikah, dan berpindah ke rumah lain. Rumah yang dulu penuh suara kini mulai senyap.
Bagi banyak ibu, usia senja bukan hanya tentang rambut yang mulai memutih, tapi juga tentang belajar merelakan. Bukan karena anak tak sayang, tapi karena mereka sedang berjuang di dunia yang menuntut perhatian dan tenaga.
Namun, menjadi ibu tidak pernah pensiun. Mungkin peluk tak sesering dulu, mungkin sapaan hanya lewat pesan singkat, tapi cinta seorang ibu tetap penuh. Justru di usia inilah, ibu belajar mencintai dengan cara baru, dari kejauhan, dalam diam, lewat doa.
Dan di sinilah pentingnya ibu untuk tetap memiliki dunia sendiri. Berkegiatan, berkawan, berbagi cerita, atau sekadar merawat diri dan lingkungan sekitar. Usia senja bukan akhir, tapi babak baru untuk mencintai diri sendiri dengan lebih utuh.
Karena ibu yang bahagia, akan selalu jadi pelabuhan paling tenang kapan pun anak pulang membawa lelah.