Tabungan dan Pembiayaan

MUNAH, perempuan berusia 44 tahun, terlihat sangat berbeda saat didaulat maju ke depan untuk memberi kata sambutan. Kalimat yang disampaikannya terstruktur pada peluncuran One Laundry, di Restaurant Lebak Wangi Garden,

Bagikan

MUNAH, perempuan berusia 44 tahun, terlihat sangat berbeda saat didaulat maju ke depan untuk memberi kata sambutan. Kalimat yang disampaikannya terstruktur pada peluncuran One Laundry, di Restaurant Lebak Wangi Garden, di Jalan Raya Parung, Kabupaten Bogor, kemarin (Rabu, 13/12).

Dengan nada lantang, ia mengajak teman-temannya agar tidak putus asa mencari pelanggan. Ia juga menyuarakan hidup rukun dan damai pada setiap orang yang ditemui.

Warga Kampung Kandang RT 02/03, Kelurahan Duren Seribu, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, itu hanya seorang buruh cuci rumahan. Tapi itu dulu. Kini Munah yang hanya lulusan sekolah dasar (SD) sudah menjadi seorang team leader dan seorang agen laundry (penatu).

Perkenalannya dengan Wahid Foundation pada 2013 mengubah garis hidupnya. Dari buruh cuci, Munah menjadi agen One Laundry yang bernaung di koperasi Kantor Cinta Damai (KCD).

Saat itu dirinya meminjam atau diberi pinjaman Rp1 juta. Dia mulai beralih usaha sendiri dengan berjualan pakaian dari modal itu.

“Saya ikut di koperasi itu. Diberi pinjaman Rp1 juta untuk modal berjualan pakaian dan membuat gerobak untuk suami berjualan sayuran. Pinjamannya sudah lunas dan saya bisa menabung,” ungkapnya.

Dari situ, lanjut Munah, dirinya diajak ikut di usaha One Laundry untuk menjadi agen. Pendidikannya yang hanya tamat SD tidak menghalanginya unntuk maju.

“Awalnya saya tidak tahu apa-apa. Ngitung juga enggak bisa. Tapi sekarang bisa kerja di One Laundry dijadikan team leader. Alhamdulillah… punya penghasilan, anak bisa lulus SMK,” ceritanya.

Keberaniannya muncul, diakui Munah, lantaran ia kerap mengikuti berbagai latihan. Di mana ada pelatihan, di situ dia hadir. Ia mulai latihan pengelolaan keuangan di Ciputra. Semula itu diniatkan untuk membuka usaha sebagai wirausaha. Namun, pelatihan tersebut tidak nyantol di otaknya.

“Sekarang sedikit-sedikit sudah tahu. Kalau dagang, bagaimana mengelolanya yang penting ada pemasukan dan pengeluaran,” kata dia.

Munah bukan sekadar agen tempat cucian semata. Dia dan puluhan perempuan atau kaum ibu yang menjadi agen tempat cucian dari One Laundry juga menjadi agen perdamaian.

One Laundry ialah salah satu unit bisnis dari Wahid Foundation yang digawangi Yenny Wahid, anak Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid.

Seperti dipaparkan Fendi Wibowo, Business and Innovation Officer Wahid Foundation, One Laundry ialah bisnis komunitas yang dijalankan kalangan ibu-ibu atau perempuan dari beberapa kelurahan.
Selain mendapatkan pelatihan pemasaran di One Laundry, mereka mendapatkan pelatihan mengenai peace building.

Harapannya, lanjut Fendi, dengan berdaya secara ekonomi, mereka mudah menjadi agen-agen perdamaian. Mereka lebih mudah menyebarkan nilai-nilai perdamaian di lingkungan masing-masing. (J-3)

Sumber: https://mediaindonesia.com/megapolitan/136372/juru-perdamaian-itu-seorang-agen-penatu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *