Bogor – “Jangankan untuk menabung, untuk sampai di Bank aja harus keluar ongkos kendaraan mbak” ujar bu xxx, salah satu anggota Koperasi Cinta Damai. Ia menceritakan awal mula tertarik menjadi anggota KCD Wahid tahun 2017, ketertarikannya bergabung di koperasi karena melihat para pendampingnya yang ramah dan menawarkan tidak hanya sekedar simpan pinjam saja tetapi juga kita diajak berkumpul dan berlatih tentang mengelola keuangan dan menyebarkan perdamaian di lingkungan.
Ibu xxx hanyalah satu dari ribuan anggota KCD Wahid yang rutin menyisihkan penghasilan untuk menabung. Di tengah kehidupan modern yang hedonism, Ibu xxx dan teman – teman di kelompoknya menerapkan materi pelatihan pengelolaan keuangan menabung secara rutin. “Bahkan saya tidak minjem uang, tetapi saya menabung selain uangnya bisa dipakai untuk dana darurat sekaligus bisa dipakai untuk membayar kebutuhan Pendidikan anak nanti” lanjut bu xxx sambil memperlihatkan buku tabungannya.
Ibu xxx tinggal di sebuah perkampungan kecil di pinggiran Kabupaten Bogor, tepatnya di kampung xxx desa Tajurhalang. Untuk masuk ke wilayah tempat tinggalnya tidak mudah, karena harus melewati jalan setengah aspal, dengan berbatuan dan jika musim hujan jalanan licin penuh tanah. Sehingga ia dan kelompoknya merasa bersyukur ada KCD Wahid yang secara rutin menghampiri ke perkampungannya.
Dalam Survey on Financial Inclusial and Access (SOFIA) mengungkapkan bahwa perempuan dianggap lebih andal dalam mengelola keuangan. Perempuan cenderung lebih telaten menyisihkan sebagian dari penghasil atau uang untuk operasional di dalam keluarga. Dengan demikian, peningkatan pengelolaan keuangan bagi perempuan penting dilakukan untuk manajemen keuangan yang inklusif.