Tabungan dan Pembiayaan

Di masa tumbuh kembang, anak tidak hanya belajar membaca atau berhitung. Salah satu bekal penting yang perlu dikenalkan adalah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Kecerdasan ini mencakup kemampuan mengenali, mengelola, dan

Bagikan

Di masa tumbuh kembang, anak tidak hanya belajar membaca atau berhitung. Salah satu bekal penting yang perlu dikenalkan adalah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Kecerdasan ini mencakup kemampuan mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi secara sehat, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Kecerdasan emosional anak bisa mulai diasah sejak usia dini. Peran orang tua sangat vital dalam proses ini. Langkah awalnya adalah menjadi contoh. Anak belajar dari lingkungan terdekatnya. Jika orang tua mampu merespons kemarahan dengan tenang, anak pun akan meniru hal serupa. Begitu juga dalam menghadapi kecewa, takut, atau sedih.

Cara lain untuk membantu anak mengenali emosi adalah dengan menamai perasaannya. Saat anak tampak frustrasi karena mainannya rusak, kita bisa berkata, “Kamu kelihatan sedih ya karena mobilnya rusak?” Tindakan ini membantu anak mengenali perasaan dan tahu bahwa emosi itu wajar.

Setelah mengenali emosi, anak perlu dibimbing cara menyalurkannya. Misalnya, saat marah, ajarkan anak untuk menarik napas dalam-dalam atau pergi ke tempat tenang dulu. Hindari meremehkan perasaannya, dan bantu ia mencari solusi. Menggambar, mendengarkan musik, atau bercerita bisa menjadi cara sehat untuk meluapkan emosi.

Mengajarkan empati juga bagian dari mendidik emosi anak. Ajak anak membayangkan bagaimana perasaan orang lain dalam suatu situasi. “Kalau kamu jadi Dinda yang mainannya diambil, kira-kira kamu akan sedih nggak?” Dengan begitu, anak belajar menempatkan diri pada posisi orang lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *